Sebuah Al-Quran kuno berusia 363 tahun yang ditulis tangan di atas kulit pokok masih disimpan dan dijaga baik oleh seorang pemuda di Kabupaten Majalengka, Indonesia.
Ridwanuddin, 59, merupakan mantan ketua kampung di situ adalah keturunan ketujuh dari KH TB Latifudin, penulis Al-Quran tersebut.
Menurut detikcom, Al-Quran kuno yang panjangnya sekitar 40 sentimeter dan lebar 30 sentimeter itu kelihatan menguning dan agak rosak.
Namun, kertas yang diperbuat dari kulit pokok itu masih terasa seratnya jika disentuh. Malah, tulisan tangan padanya masih kelihatan baik dan jelas.
Pada kulit depannya juga terlihat penulis dan tahun pembuatannya yang mana ia ditulis oleh KH TB Latifudin pada tahun 1658 di Pagaraji, Maja, Majalengka.
Berikutan usianya yang sudah ratusan tahun terdapat beberapa lembar Al-Quran tersebut telah diganti menggunakan kertas baharu.
Tulisannya juga tulisan tangan, zaman dulu belum ada percetakan, tetapi begitu rapi sekali tulisannya, tintanya juga mungkin dari getah pokok,” ujar Ridwan.
Menurutnya lagi, Al-Quran tersebut disimpan oleh nenek dan kedua orang tuanya secara turun-temurun. Namun sejak ibu bapanya meninggal dunia enam tahun lalu, ianya kemudian diwariskan dan disimpannya.
Jelasnya lagi, dia hanya menabur kapur barus agar tidak dimakan anai-anai dan membungkusnya menggunakan kain.
Walaupun sudah berusia ratusan tahun, namun Ridwan tetap membaca kitab suci itu terutama pada bulan Ramadan.
Al-Quran ini masih dibaca sebulan sekali, namun dibaca berjamaah pada haul akbar tiap bulan Syawal. Jika Ramadan juga dibaca cuma tidak berjamaah, paling dibaca surah Yasin saja,” ujar Ridwan.
sumber; agensi