Diriwayatkan oleh Abdul Wahab bin Abdul Majid Ats-Tsaqafi. Dia bercerita: Aku pernah bertemu dengan tiga orang laki-laki dan satu perempuan yang sedang mengusung keranda berisi jenazah. Aku lantas meminta perempuan itu tidak usah ikut mengusung, biar aku menggantikannya. Kami kemudian menshalati jenazah itu, dan menguburkannya. Selesai prosesi penguburan, aku bertanya pada perempuan tersebut. “Siapa jenazah itu? Mengapa hanya kalian berempat yang mengiringi penguburannya? Apakah kamu tidak punya tetangga?” Perempuan itu menjawab, “Dia putraku. Tetangga kami banyak, tapi tidak ada yang mau mengiringi jenazah putra saya ini.” “Mengapa begitu?” tanyaku. Perempuan itu menjawab, “Mereka menganggap remeh, hina dan jijik pada anak saya, karena anak saya banci.” Abdul Wahab lantas mengajak perempuan itu untuk mampir ke rumahnya. Dia suguhkan makanan dan memberikan uang, pakaian serta gandum. Perempuan itu lantas pulang… Malam harinya, Abdul Wahab tidur dan bermimpi.
Dalam mimpi itu dia didatangi oleh sosok putih, terang bercahaya bak purnama. Sosok itu berterima kasih kepada Abdul Wahab. Abdul Wahab tertegun kemudian bertanya. “Siapa kamu?” Sosok itu menjawab, “Aku adalah roh dari jenazah yang kau kuburkan tadi siang. Allah memuliakanku seperti ini, karena manusia begitu meremehkan dan menghinaku di muka bumi.” *** Cerita ini dikutip dari Kitab Ar-Risalah Al-Qusyairiyah karya Imam Al-Qusyairi. KH Muhammad Taufik Damas, Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama
Sumber: islam.nur