Kenapa Mak Kita Lagi Sayang CUCU? Kita Marah Anak, Kita Dimarah Balik. Kalau Dulu, Punyalah Garang!

Ibu mana tidak teruja tatkala mendapat berita anak atau menantunya mengandung. Kalau tak percaya, lihatlah saat-saat melahirkan nanti. Bagaimana teruja dan resahnya mereka ini menantikan proses kelahiran.

Mungkin mereka sendiri sudah melalui pengalaman itu, maka wanita penyayang ini dapat rasakan ‘saat-saat hidup dan mati’ itu tatkala anak atau menantu mereka pula melaluinya.

Kemudian, lihat pula bagaimana riak wajah bahagia dan bersyukurnya mak-mak kita itu apabila menatap wajah cucunya. Betapa girangnya tidak terkata. Dipeluk, dicium, dibelai seolah-olah mereka pula yang melahirkan si kecil itu.

Usai dibawa pulang ke rumah, nah lihat bagaimana mak-mak kita terlebih terujanya menjaga, mendodoi dan memastikan segala kelengkapan si anak teratur rapi. Aduhai, inilah waktu paling berharga yang tidak akan dilepaskan oleh seorang wanita yang bergelar ‘Nenek’.

Faktor Usia Buat Nenek Lebih Hargai Cucu
Bukanlah kata mak kita dulu tidak menghargai kelahiran anaknya sendiri. Namun, ia ternyata dua perkara dan situasi berbeza. Bayangkan anak yang mereka kandung itu pula akan memberi mereka satu ‘permata’ penyambung keturunan dan pewaris. Tentulah ia menjadi satu kegembiraan berganda.

Pada usia yang semakin senja dengan pengalaman hidup yang terlalu panjang, pastinya mak-mak kita lebih mudah tersentuh emosinya tatkala melihat zuriat keturunannya lahir di muka bumi ini.
Tiada masa lagi untuk mereka bertegas-tegas dengan cucu sendiri. Yang paling penting saat ini adalah melayani kerenah cucu-cucu dengan cara paling manis agar mereka dapat menikmati kenangan itu secara sihat dan positif.

Biarlah cucu-cucu nanti kenang akan sikap yang baik-baik sahaja tentang nenek mereka; yang penyayang, lemah-lembut, baik hati dan memahami.

sumber ;wanita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *